Kamis, 07 April 2011

vitamin untuk ikan


Vitamin merupakan suatu komponen organik yang ada di dalam pakan yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit untuk pertumbuhan, kesehatan, dan memelihara fungsi-fungsi metabolisme tubuh. Suatu vitamin yang mungkin esensial bagi suatu jenis hewan, mungkin tidak esensial bagi jenis hewan lain. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, defisiensi vitamin dapat menyebabkan gejala mulai dari menurunnya nafsu makan sampai pada kerusakan organ tubuh pada ikan.

Vitamin harus diperoleh dari sumber makanannya, baik dalam bentuk yang sudah siap maupun dalam bentuk pra zat-nya yang disebut provitamin. Tanaman dan mikroba mensintesis senyawa vitamin atau provitamin yang dibutuhkan oleh hewan dan manusia. Disamping vitamin serta provitamin dikenal pula senyawa yang secara kimia karib dengan vitamin atau secara kimia merupakan analog vitamin dengan khasiat yang sama dengan vitamin. Analog vitamin yang berkhasiat vitamin dikenal sebagai vitamer atau isotel. Ada pula analog vitamin yang justru berlawanan dengan vitamin yang disebut anti vitamin. Pemberian anti vitamin dalam diet yang mengandung vitamin dapat menghilangkan khasiat vitamin yang dkandungnya, sehingga timbul gejala avitaminosis.

Vitamin dikelompokkan menjadi dua berdasarkan sifat kelarutannya, masing-masing yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Delapan dari vitamin larut-air dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit dan terutama berfungsi sebagai coenzyme, dikenal sebagai vitamin B-complex. Vitamin B-complex terdiri dari thiamin, riboflavin, pyridoxine, pantothenic acid,, biotin, niacin, folic acid, serta B12. Tiga dari vitamin larut-air yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan berfungsi bukan sebagai coenzyme yaitu vitamin C, myo-inositol, dan choline seringkali disebut sebagai macrovitamin.

Ke-15 vitamin tersebut di atas dibutuhkan dalam jumlah yang berbeda pada ikan tergantung dari spesies, ukuran, laju pertumbuhan, hubungan antar nutrient, lingkungan (suhu dan bahan pencemar), serta fungsi metabolit (pertumbuhan, respons stress, ketahanan penyakit). Pada beberapa spesies ikan, beberapa vitamin disintesis oleh mikroorganisme pada usus ikan. Sistem budidaya dan feeding habit dari ikan mempengaruhi kebutuhan suplementasi vitamin melalui pemberian pakan buatan. Pada prakteknya, dosis vitamin pada pakan buatan dinaikkan sekitar 25-100% dari kebutuhan dasar ikan untuk mengantisipasi kehilangan vitamin pada proses produksi serta penyimpanan. Penambahan dosis juga dilakukan apabila ada gejala ikan stress, ada infeksi, atau ada interaksi dengan substansi lain dalam pakan. Penambahan dosis harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari hipervitaminosis (penyakit akibat kelebihan vitamin).

0 komentar:

Posting Komentar