Minggu, 24 April 2011

perdagangan ikan hias


Perdagangan ikan hias laut secara global mengalami pertumbuhan yang sangat pesat , nilai ikan hias laut yang di ekspor ke negara konsumen di seluruh dunia pada tahun 2005 mencapai $ 33.800.000. Namun disisi lain tingginya perdaganagan ikan hias global ini meenyebabkan keprihatinan tentang keberlanjutan sumberdaya ikan hias hias dari ekosistem terumbu karang di daerah tropis.
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rapuh dan rentan terhadap tekanan eksploitasi sehingga mengalami peningkatan ancaman yang disebabkan oleh beberapa factor seperti perubahan iklim global, polusi, pembangunan di daerah pesisir, cara tangkap yang merusak terutama penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan karang.
Sebagai efek dari keprihatinan yang tinggi, beberapa Negara importer ikan hias membatasi dan melarang perdagangan spesies yang ditangkap dengan cara merusak, lokasi penangkapan merupakan wilayah konservasi atau daerah perlindungan laut, dan lebih mengutamakan ikan hias hasil budidaya.
Namun, jika dibandingkan budidaya ikan konsumsi, budidaya ikan hias masih dalam perkembangan dan hanya beberapa spesies saja yang telah berhasil dibudidayakan. Saat ini ikan hias laut yang diperdagangankan sebanyak 98% masih ditangkap dari habitat alami dan hanya 2% saja yang merupakan hasil budidaya. Oleh karena itu tantangan untuk membudidayakan ikan hias sangat besar sehingga mampu mengurangi ketergantungan dari alam sehingga dapat membantu keberlanjutan pengeloalan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Hambatan utama pengembangan budidaya ikan hias laut adalah minimnya informasi mengenai pola reproduksi dan pola makan ikan hias serta kebutuhan nutrisi pada saat larva.
Masalah lain yang menjadi kendala serius dalam pengembangan ikan hias khususnya di Indonesia adalah dukungan dari lembaga lain terutama dalam pemasaran ikan hias belum menjadikan prioritas penting bagi produk perikanan nonkonsumsi. Selain itu juga hambatan distribusi yang muncul dari system logistic dan distribusi, seperti moda transportasi, ekspedisi, dan system delivery ikan hias.
Data KKP menyebutkan, hingga 2009 lalu, Indonesia baru menguasai 7,5 persen perdagangan ikan hias dunia. Jadi masih kalah jauh dari Singapura yang memegang 22,5 persen perdagangan ikan hias dunia.
Sementara itu, potensi ikan hias Indonesia diperkirakan mencapai USD60 juta-USD65 juta. Potensi ini akan menandingi Singapura sebagai eksportir terbesar dunia. Dengan jumlah spesies ikan hias air tawar sebanyak lebih dari 450 spesies dari total 1.100 spesies ikan hias air tawar dunia.
Untuk ikan hias air laut Indonesia memiliki lebih dari 700 jenis spesies yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. “Potensi ini apabila ditangani serius antara pemerintah dan seluruh stakeholder ikan hias Indonesia, maka Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar internasional dan menjadi eksportir terbesar di dunia mengungguli Singapura.

0 komentar:

Posting Komentar