Sebagai dampak semakin berkurangnya hasil tangkapan bulu babi, ketertarikan untuk membudidayakan hewan ini makin meningkat. Produksi massal benih S. intermedius, S. nudus, T. gratilla, dan L. albus telah berhasil dilakukan. Penebaran benih ealam dilakukan di jepang dan di china telah dilakukan budidaya bulu babi sistem rakit. Pakan buatan juga telah dikembangkan untuk mendukung perkembangan somatik dan gonad. Budidaya memilki potensi memproduksi bulu babi untuk konsumsi manusia dan bulu babi juga dikembangkan sebagai model dalam penelitian perkembangan biologi. Siklus hidup Lytechinus variegatus (dewasa sampai metamoporsis larva) telah berhasil dilakuan di kondisi lingkungan buatan.
Dari berbagai jenis bulu babi hanya beberapa diantaranya yang dapat dikonsumsi manusia
Negara-negara Asia Tenggara telah menangkap teripang untuk diperdagangan ke Cina selama berabad-abad, dan pada akhir 1900-an populasi teripang menurun di berbagai daerah karena semakin banyak nelayan yang menangkap teripang dan pengenalan teknologi baru penangkapan teripang yang lebih efsien.
Sejak abad ke 19 hingga tahun 1960 nelayan Bajau telah berlayar ke wilayah utara Australia untuk menangkap teripang tanpa adanya pengawasan daripemerintah Australia. Pada tahun 1974, untuk melindungi sumberdaya hayati perairan wilayah utara Australia,
Teripang telah ditangkap dan diperdagangkan di wilayah indo pasifik sejak abad ke 18. Perdagangan teripang antara jepang sejalan dengan perdagangan kain sutera dan obat-obatan sejak periode Edo. Pada waktu yang sama orang eropa membawa teripang dari daerah tropis ke cina untuk ditukar dengan teh, kain sutera dan keramik.
Teripang diekspor dalam jumlah besar ke Taiwan Province of China dan Cina dari Okinawa, Jepang, sampai sekitar tahun 1940 . Saat ini hanya sedikit teripang kering yang diekspor dari Okinawa oleh koperasi beberapa perikanan. Di kawasan Asia,
Sistem dan teknologi yang digunakan pada budidaya perairan telah berkembang pesat sejak 50 tahun terakhir. Perkembangan ini dimulai dari modifikasi fasilitas yang sangat umum seperti kolam untuk memenuhi kebutuhan lokal di daerah tropis dan penerapan system dan teknologi tinggi untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. Teknologi yang digunakan sebagian besar sangat sederhana dengan sedikit sentuhan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan ikan, mempertahankan kelangsungan hidup, efisiensi penggunaan pakan, antisipasi penyakit dan penyebaran penyakit, mempertahankan kondisi kualitas air dan manghalau predator yang dapat menggagu ikan yang dipelihara. Sistem sederhana pada kolam air tawar untuk meningkatkan produksi ikan herbivore dan ikan penyaring pakan yang merupakan sebagian dari produksi perikanann budidaya global.
Akuakultur memegang peranan penting untuk mensuplai kebutuhan pangan masa depan. Saat ini perkembangan produksi budidaya perikanan sangat pesat dibanding sektor lainnya. Rekayasa genetik ikan cenderung merupakan alternatif pengembangan budidaya perikanan masa depan dengan pertumbuhan yang lebih cepat dari ikan alami dan penggunaan pakan yang lebih efisien sekitar 30%.Hal ini juga menjadikan ikan transgenik 350% lebih efisien dibandingkan dengan pakan sapi.
20 maret 2011
Penerapan bioteknologi modern pada hewan dimulai pada tahun 1980-an. Para penelitit genetik menyiisipkan gen ke tikus, tikus, babi dan ikan, untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, peningkatan daya tahan terhadap penyakit, dan efek lainnya. Meskipun beberapa sifat-sifat unggul da[at dicapai melalui metode seleksi secara tradisional, rekayasa genetika dapat menghasilkan efek yang lebih besar (atau lebih dramatis) dari sifat potensial organisme. Pada tahun 1983, sampul majalah Science, salah satu jurnal ilmiah yang paling banyak dibaca di Amerika Serikat, menampilkan foto tikus besar hasil rekayasa genetic dengan laju pertumbuhan yang cepat.